Dekoherensi kuantum
Dekoherensi kuantum atau hilangannya kohesi kuantum merupakan suatu proses di mana perilaku suatu sistem berubah dari yang dapat dijelaskan oleh mekanika kuantum menjadi yang dapat dijelaskan oleh mekanika klasik. Dalam mekanika kuantum, partikel-partikel seperti elektron dijelaskan oleh fungsi gelombang yang merupakan representasi matematis dari keadaan kuantum suatu sistem. Fungsi gelombang juga digunakan untuk menjelaskan berbagai efek kuantum melalui interpretasi probabilitas. Ketika ada hubungan fase yang pasti antara keadaan-keadaan yang berbeda, sistem dikatakan kohesif. Hubungan fase yang pasti ini diperlukan untuk melakukan komputasi kuantum pada informasi kuantum yang terkodifkasi dalam keadaan kuantum. Tetapi, kohesi hanya dapat dipertahankan dalam batas-batas tertentu dan tergantung pada hukum fisika kuantum. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengendalian dekoherensi menjadi penting dalam pengembangan teknologi komputasi kuantum. Pengenalan konsep dekoherensi pertama kali dilakukan pada tahun 1970 oleh fisikawan asal Jerman, H. Dieter Zeh, dan menjadi subjek penelitian aktif sejak tahun 1980-an.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bacciagaluppi, Guido (2020). Zalta, Edward N., ed. The Role of Decoherence in Quantum Mechanics (edisi ke-Fall 2020). Metaphysics Research Lab, Stanford University.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Bacciagaluppi, Guido (21 April 2020) [3 November 2003]. "The Role of Decoherence in Quantum Mechanics". Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 3 January 2022.
- Collins, Graham P. (17 Oktober 2005). "Quantum Bug: Qubits might spontaneously decay in seconds". Scientific American.
- Schlosshauer, Maximilian (2007). Decoherence and the Quantum-to-Classical Transition (edisi ke-1). Berlin/Heidelberg: Springer.
- Joos, E.; et al. (2003). Decoherence and the Appearance of a Classical World in Quantum Theory (edisi ke-2). Berlin: Springer.
- Omnes, R. (1999). Understanding Quantum Mechanics. Princeton: Princeton University Press.
- Zurek, Wojciech H. (2003). "Decoherence and the transition from quantum to classical – Edisi Revisi", arXiv:quant-ph/0306072, 44:36–44 (1991)
- Schlosshauer, Maximilian (23 Februari 2005). "Decoherence, the Measurement Problem, and Interpretations of Quantum Mechanics". Reviews of Modern Physics. 76 (2004): 1267–1305. arXiv:quant-ph/0312059 . Bibcode:2004RvMP...76.1267S. doi:10.1103/RevModPhys.76.1267.
- Halliwell, J. J.; Perez-Mercader, J.; Zurek, Wojciech H. (ed.). The Physical Origins of Time Asymmetry. Bag. 3: Dekoherensi. ISBN 0-521-56837-4.
- Berthold-Georg Englert, Marlan O. Scully & Herbert Walther, Quantum Optical Tests of Complementarity, Nature, Vol 351, hal. 111–116 (9 Mei 1991) dan The Duality in Matter and Light Scientific American, hal. 56–61, (Desember 1994).
- Mario Castagnino, Sebastian Fortin, Roberto Laura dan Olimpia Lombardi, A general theoretical framework for decoherence in open and closed systems, Classical and Quantum Gravity, 25, hal. 154002–154013, (2008).
- Carroll, Sean (Oktober 2021). Primanda, Andya, ed. Something Deeply Hidden, Quantum Worlds and the Emergence of Spacetime [Yang Jauh Tersembunyi, Fisika Kuantum dan Teori Banyak-Dunia]. Diterjemahkan oleh Kosen, Sandoko. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9786024816490.